|
Gerakan Acheh Merdeka Dr. Mahathir Pengkhianat
Bangsa Melayu
ACHEH-SUMATRA NATIONAL LIBERATION FRONT PO BOX 130, S-145 01 NORSBORG, SWEDEN
Press
Release
12 Maret, 2000
Pernyataan Perdana Menteri Malaysia Mahathir
Mohammad bahwa Malaysia tidak ingin Acheh terlepas dari "indonesia" yang
dibuat di Jakarta baru-baru ini dan sebelumnya pernyataan Menlu Malaysia Syed Hamid
Albar bahwa Malaysia bersedia menjadi pihak menengah dalam kasus konflik
Acheh-Indonesia, adalah terlalu arrogant dan ironis.
Bagaimana Malaysia dapat
menerima sebagai pihak penengah di dalam konflik sedemikian rupa apabila dasar
pemerintah Malayis kelah memihak kepada Indonesia? Tegasnya, Malaysia di bawah
pimpinan Mahathir Mohammad c.s. telah lama menjadi surrugate-state Indonesia - mulai
dari zaman pemerintahan regime repressive corrupter Suharto dan seterusnya kini dia
bawah pimpinan Abdurrahman Wahid di dalam usaha jagat mereka untuk menghancurkan
perjuangan bangsa Acheh dari belunggu penjajahan neo-colonialist indonesia.
Kenyataan
ini telah dibuktikan dalam peristiwa pembunuhan kejam yang dilakukan oleh polisi
Malaysia terhadap puluhan pejuang kemerdekaan Acheh dalam kem tahanan Malaysia yaitu
si Semenyih, Lenggeng, Langkap dan Juru pada 26 Maret, 1998. Peristiwa berdarah ini
telah menggemparkan dunia dimana pasukan Polisi di Raja Malaysia telah berhasil
diperalatkan oleh "indonesia" dalam rencana mereka ("indonesia")
membasmi (genocidal policy) terhadap bangsa Acheh.
Tindakan regime Mahathir
Mohammad yang berterusan mengancam dan mencampuri tangan urusan bangsa Acheh bukan
saja telah melukai hati bangsa Acheh, tetapi bertanggung jawab dalam menghancurkan
hubungan sejarah, adat dan darah yang telah terbina ratusan tahun diantara bangsa
Melayu di Semenanjung dan bangsa Acheh/Sumatera di seberang Selat Melaka.
Peristiwa
ini adalah suatu tragedi yang menimpa rumpun Melayu di abad ini. Hal ini dapat
terjadi karena pimpinan orang Melayu di Malaysia dewasa ini bukan lagi berada di
bawah kekuasaan orang Melayu.
Mahathir Mohammad tiada hak untuk mencampuri,
mengancam, membendung, apa lagi untuk menentukan mas depan bangsa dan Negara Acheh
sebab hak menentukan nasib masa depan ataupun kemerdekaan Acheh, adalah hak dan
kewajiban mutlak bangsa Acheh sendiri. Untuk itu, kami tidak perlu mendapat
pengakuan Malaysia.
Untuk mencapai kemerdekaannya, bangsa Acheh sanggup terus
memperjuangkannya, walaupun usaha ini akan memakan masa yang panjang dan memerlukan
korban jiwa yang lebih besar. Sebagai umat Islam, kami penuh keyakinan bahwa
perjuangan suci kami, akan diridhai Allah SWT dengan kemenangan - merdekanya Acheh.
Mengenani
pernyataannya bahwa dia tidak akan mengizinkan wilayah Malaysia untuk pangkalan yang
tidak baik untuk "indonesia", dapat kami jelaskan disini bahwa Malaysia
tidak perlu khawatir daerahnya dijadikan pangkalan GAM, sebab pangkalan dan kekuatan
GAM tetap berada di Negeri Acheh sendiri. Sebaliknya, GAM tidak membenarkan daerah
Acheh-Sumatera dijadikan suatu daerah exploitasi ekonomi oleh pihak yang bermusuh
dengan perjuangan GAM. Kalau perlu, kami tidak segan-segan untuk mengambil tindakan
tegas dalam hal ini.
GERAKAN ACHEH MERDEKA
|